trobos.co – Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, secara resmi menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Pratama kepada almarhum KH. Muhammad Ma’shum, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso. Penganugerahan ini menjadi bukti penghargaan negara atas jasa-jasa besar beliau dalam membina umat, memperjuangkan nilai-nilai Islam, serta memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.
Penghargaan tersebut disampaikan dalam rangkaian upacara kenegaraan tanda kehormatan. Bintang Mahaputera sendiri merupakan salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada tokoh yang dianggap berjasa besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ucapan Penghormatan dari Umat
Menyambut penganugerahan tersebut, Muhammad Khoirul Anam menyampaikan rasa syukur dan penghormatan yang mendalam. Dalam pernyataannya, ia menyebut penghargaan ini sebagai pengakuan negara atas kiprah dan dedikasi almarhum KH. Muhammad Ma’shum.
“Dengan penuh hormat, kami mengucapkan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gurunda tercinta, almarhum Al-Mukarram KH. Muhammad Ma’shum. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa perjuangan beliau tidak sia-sia dan dikenang oleh bangsa Indonesia,” ujar Khoirul Anam.
Ia juga menambahkan, seluruh amal perjuangan KH. Muhammad Ma’shum diharapkan diterima sebagai amal shalih, mendapat tempat terbaik di sisi Allah ﷻ, serta menjadi teladan abadi bagi generasi penerus.
Perjuangan dan Keteladanan KH. Muhammad Ma’shum
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso, KH. Muhammad Ma’shum dikenal sebagai seorang ulama kharismatik yang mengabdikan hidupnya untuk membina umat. Beliau berperan penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Jawa Timur, dengan menekankan nilai-nilai keilmuan, akhlak, dan pengabdian kepada masyarakat.
Ketekunan, keikhlasan, dan kesederhanaan beliau menjadikan sosok KH. Muhammad Ma’shum begitu dihormati, baik oleh masyarakat luas maupun kalangan pemerintahan. Teladan yang diwariskan tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam sikap hidup berbangsa yang mengedepankan kejujuran, pengabdian, dan pengorbanan.
Makna Penganugerahan
Penganugerahan Bintang Mahaputera Pratama kepada KH. Muhammad Ma’shum memiliki makna strategis sekaligus simbolis. Negara ingin menegaskan bahwa peran ulama dalam membangun peradaban bangsa merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia.
Dengan penghargaan ini, pemerintah berharap generasi penerus dapat meneladani semangat pengabdian KH. Muhammad Ma’shum. Apresiasi tersebut juga meneguhkan posisi beliau sebagai salah satu tokoh penting yang jasanya layak dikenang dalam sejarah perjalanan bangsa.
“نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌ – Pertolongan Allah akan datang dan kemenangan sudah dekat. Itulah semangat perjuangan yang selalu beliau wariskan,” tambah Khoirul Anam.
Warisan untuk Bangsa
Kini, meski KH. Muhammad Ma’shum telah tiada, semangat perjuangan dan dedikasinya tetap hidup di tengah masyarakat. Melalui Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso, jejak pengabdian beliau akan terus berlanjut sebagai ladang ilmu dan pembinaan akhlak bagi generasi muda.
Penghargaan negara ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga sebuah amanah bagi generasi penerus untuk terus menjaga dan melanjutkan perjuangan beliau. (Muhammad Khoirul Anam/trobos.co)