Trobos.co – Begitu kabar wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Al Afkaar Salafi, KH Imron Anis tersiar, duka mendalam segera terasa. Ayah dari lima anak ini berpulang pada Senin (25/8/2025) pagi di RS Wijaya Kusuma Lumajang.
Bagi sahabat seperjuangan, santri, dan masyarakat, KH Imron Anis bukan hanya ulama kharismatik, tetapi juga pribadi yang lemah lembut, berwibawa, tegas, dan mampu merangkul semua kalangan. Banyak tokoh yang memberikan kenangan dan pandangan tentang sosok almarhum.
Berikut rangkuman komentar mereka:
KH Mohammad Mas’ud MA (Gus Ud): Saya Merasa Sangat Kehilangan
“KH Imron Anis—paman saya, guru saya, panutan spiritual saya—telah berpulang ke rahmatullah. Beliau bukan hanya ulama kharismatik bagi masyarakat Lumajang, tapi juga sosok yang begitu dekat dan memahami perjalanan hidup saya.
Dalam banyak fase penting, saya datang kepada beliau untuk meminta arahan dan nasihat penuh kasih. Berangkat dari tradisi pesantren salaf, beliau justru mampu menjembatani perubahan zaman dengan membuka lembaga pendidikan formal di pesantrennya.
Di tengah dinamika politik, beliau bukan tokoh yang mencari pengaruh, tapi justru dicari banyak pihak karena keteguhan dan ketokohannya. Kini, Lumajang kehilangan salah satu cahaya terbaiknya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya dan menempatkan beliau di surga terbaik-Nya. Aamiin.”
Drs H. Djatto MM (Eks Pengawas Kemenag)
“Setahu saya, beliau adalah ulama teladan. Hidupnya sederhana, terbuka, dan menghargai siapa pun. Saya pernah menjadi pengawas di wilayah Sukodono, termasuk pesantren beliau.
Beliau selalu memberi kepercayaan penuh kepada pengawas untuk membina ustadz-ustadzahnya. Pesannya jelas: bekerja dengan amanah, jujur, dan penuh tanggung jawab, semua demi mencari ridha Allah.
Setiap kali saya berkunjung, beliau selalu mengajak makan bersama. Padahal beliau tahu saya orang Muhammadiyah, tetapi beliau menerimanya dengan senang hati.”
Ustadz Drs Yusuf Effendy (Penasehat KB PII)

“KH Imron Anis adalah kyai yang sangat bersahaja. Beliau bisa mengayomi umat dan selalu memberi solusi atas keluhan masyarakat.
Bahkan sebagian warga Tionghoa juga bersilaturahmi ke beliau untuk menyampaikan uneg-uneg. Saat bergabung dengan Bunda Indah dalam Pilbup lalu, bukan karena tidak menyukai kubu lain, tapi semata-mata ingin memberikan kenyamanan kepada ibu-ibu yang merasa butuh figur beliau. Itu menunjukkan keluasan hatinya.”
Jamal Abdullah Al Katiri (Ketua DPW Partai Gema Bangsa Jatim)
“Dengan wafatnya KH Imron Anis, saya sangat kehilangan. Beliau orangnya baik dan suka berterus terang. Kalau ada sesuatu yang tidak benar, beliau selalu mengingatkan langsung. Itu yang saya senangi.
Beliau juga tidak pernah membeda-bedakan. Semua kalangan dirangkul dengan penuh kasih.”
Drs Bambang Hidayat Sempurna MSi (Penasehat DPC Partai Gerindra Lumajang)
“KH Imron Anis adalah sosok pemimpin yang bersahaja. Suaranya dalam, lembut, dan menyejukkan ketika memberi tausyiah. Beliau dikenal moderat, bisa menerima siapa saja, dan merangkul anak-anak muda hingga mereka mencintai beliau.
Kesabarannya luar biasa. Beliau santun, kalem, dan menghargai setiap orang. InsyaAllah, beliau husnul khatimah.”
Drs Khusnul Khuluk (Anggota DPRD Jatim)
“Beliau kyai yang sangat sederhana. Dakwahnya menyejukkan dan santun terhadap siapa saja yang ditemui.”
Masyhuri (Sekretaris DPD PAN Lumajang)

“Beliau adalah sosok yang konsisten dan teguh dalam pilihan politiknya. Meski banyak godaan dan perbedaan, beliau tetap berpegang pada nilai dan visi yang diyakini. Itu menunjukkan kedewasaan berdemokrasi sekaligus rasa tanggung jawab terhadap masa depan Lumajang.”