TROBOS.CO | Allah Maha Pengasih dan tidak pernah menelantarkan ciptaan-Nya. Segala kebutuhan makhluk telah disiapkan dengan sempurna. Alam semesta yang luas dan kaya ini merupakan wujud kasih sayang Allah kepada manusia.
“Gudang rezeki” Allah tidak pernah kosong. Isinya selalu siap digelontorkan bagi siapa pun yang membutuhkan. Maka, janganlah pelit untuk berdoa.
Sebagian orang merasa rezekinya seret, hidupnya penuh persoalan, lalu menyimpulkan bahwa Allah telah melupakannya. Padahal, itu keliru besar. Allah tidak pernah lalai. Seekor semut yang kecil dan lemah pun telah dijamin rezekinya — apalagi manusia yang diberi akal dan daya upaya.
Jika rezeki belum datang, jangan menyerah. Teruslah berikhtiar dan berdoa. Bisa jadi doa yang selama ini dipanjatkan — mungkin sudah belasan tahun — hanya tinggal dua hari lagi untuk dikabulkan. Jangan berhenti, lanjutkan. Allah melihat kesungguhan hamba-Nya, dan melarang kita berputus asa.
Pertanyaan Nakal Tentang Kasih Sayang Allah
Melihat realitas kehidupan, kadang muncul pertanyaan yang terdengar “nakal” dan bernada putus asa.
Misalnya, jika Allah Maha Penyayang, mengapa ada orang mati kelaparan di Ethiopia? Mengapa ada orang mati bunuh diri, atau meninggal karena bencana?
Sesungguhnya, Allah telah menyediakan rezeki bagi setiap makhluk. Namun, manusia yang zalim sering merampas hak orang lain — rakus, korup, dan menindas. Akibatnya, rezeki yang mestinya mengalir menjadi tersumbat.
Begitu pula dengan orang yang bunuh diri. Allah telah menegaskan larangan berputus asa. Namun karena pandangan mereka sempit, mereka memilih jalan pintas. Padahal, bunuh diri justru membuka persoalan besar di hadapan Allah dan menghapus amal baik yang telah dilakukan.
Tentang kematian karena musibah — tertabrak, tenggelam, terseret banjir, atau tertimpa bencana alam — semua mengandung pelajaran agar manusia tidak sombong, tidak ceroboh, dan selalu waspada.
Bahkan para nabi pun tidak lepas dari ujian: Nabi Nuh kehilangan anaknya Kan’an, Nabi Ibrahim diuji perbedaan akidah dengan ayahnya, dan kisah Qabil serta Habil mengajarkan tentang iri hati dan ujian kehidupan.
Hidup Penuh Warna, Jangan Putus Asa
Hidup tidak selalu lurus dan indah. Ada saatnya bengkok, terjal, dan berliku. Yang berharap hidup tanpa masalah, sama saja dengan bermimpi di siang bolong.
Dalam kehidupan ada siang dan malam, bahagia dan duka, taat dan maksiat, iman dan kufur. Semua menjadi warna kehidupan yang membuatnya indah — seperti pelangi di langit setelah hujan.
Ketika orang yang kita cintai pergi untuk selamanya, kesedihan adalah bagian dari kehidupan. Namun, dari setiap peristiwa, kita bisa belajar untuk lebih bersyukur, sabar, dan yakin bahwa kasih sayang Allah tidak pernah habis.
Gudang rezeki Allah tidak pernah kosong. Tetaplah berdoa, berusaha, dan percaya pada janji-Nya.
Penulis: Suharyo – Pemerhati masalah-masalah sepele







