trobos.co – Suasana Regional Meeting Lembaga Pengembangan Cabang-Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) se-Wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang digelar di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, 12–14 September 2025, semakin semarak dengan penampilan Reog Taruno Suryo.
Di sela-sela acara bertajuk “Jejak Inovatif Cabang/Ranting/Masjid Unggulan/AUM Tuan Rumah”, peserta disuguhi pementasan reog yang ditampilkan oleh 70 siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Aksi mereka sukses memukau para peserta Regional Meeting, yang tak henti-hentinya bertepuk tangan dan bersorak kagum melihat kepiawaian para pemain.
Salah satu peserta, Muhammad Najib Faizin, M.Pd, dari Lumajang, mengaku sangat terkesan.
“Baru kali ini saya menyaksikan pementasan reog yang begitu bagus dan menarik. Gerakan para pemain sangat kompak, penuh semangat, dan artistik. Lagu-lagu yang dibawakan juga sarat pesan dakwah, pantas saja kalau reog Taruno Suryo disebut Reog Santri,” ujarnya.
Reog Taruno Suryo, Reog Santri dari SMA Muhipo
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, Sugeng Riadi, M.Pd, menjelaskan bahwa Reog Taruno Suryo berdiri sejak 2008 dan kini diperkuat 70 pemain, mayoritas siswa kelas XI dan XII.
Sebelum menjadi kepala sekolah, Sugeng Riadi merupakan pembina Reog Taruno Suryo sejak awal berdiri hingga 2019. Ia menuturkan, sejak 2011 grup reog ini konsisten masuk 10 besar dalam Festival Reog Nasional Grebeg Suro di Alun-Alun Ponorogo.
“Tahun 2009 kami bahkan mendapat predikat Pembina Terbaik, padahal saat itu Reog Taruno Suryo baru berusia setahun dan masih pemula. Namun, penampilannya di Festival Reog Nasional sudah sangat baik,” kenangnya.
Walau belum pernah meraih juara pertama, Reog Taruno Suryo pernah menempati posisi kedua tingkat nasional. Sugeng menambahkan, kompetisi tersebut bersifat terbuka sehingga banyak grup reog dari berbagai daerah, termasuk Lumajang, ikut bersaing.
Dengan konsistensi prestasi dan ciri khas dakwahnya, Reog Taruno Suryo kini dikenal luas sebagai Reog Santri kebanggaan SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo.
(Zainal Abidin/Trobos.co)
