trobos.co – Perkembangan zaman dan kemudahan akses berbagai konten media membawa konsekuensi positif maupun negatif. Salah satu dampak negatif yang menjadi perhatian serius berbagai kalangan adalah maraknya pergaulan bebas.
Fenomena ini tidak hanya mengganggu tatanan kehidupan sosial, tetapi juga berdampak serius terhadap kesehatan individu maupun masyarakat secara luas.
Pergaulan Bebas dan Risiko Penyakit Menular Seksual
Salah satu konsekuensi nyata dari pergaulan bebas adalah meningkatnya jumlah penderita Penyakit Menular Seksual (PMS). Penyakit ini biasanya menyebar akibat sering bergonta-ganti pasangan, hubungan tanpa pengaman, serta kontak cairan tubuh atau kulit-ke-kulit.
Beberapa PMS yang umum ditularkan melalui perilaku seksual berisiko antara lain:
-
HIV/AIDS – virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi lain.
-
Gonore (Kencing Nanah) – infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul.
-
Sifilis – diawali dengan luka pada alat kelamin, anus, atau mulut.
-
Klamidia – infeksi bakteri yang bisa menyebabkan radang panggul bila tidak diobati.
-
Herpes Genital – penyakit virus yang menular lewat kontak kulit-ke-kulit.
-
Human Papillomavirus (HPV) – berpotensi menimbulkan kutil kelamin dan kanker.
-
Chancroid – infeksi bakteri ditandai dengan luka pada area genital.
Faktor Pemicu Penularan PMS
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan PMS antara lain:
-
Berganti-ganti pasangan → semakin sering, semakin besar risiko tertular.
-
Kontak seksual tanpa pengaman → baik vaginal, anal, maupun oral.
-
Kontak kulit-ke-kulit → PMS seperti herpes dan HPV bisa menular tanpa hubungan penetratif.
-
Berbagi jarum suntik → menjadi jalur penularan HIV dan penyakit lainnya.
Dampak Serius bagi Kesehatan dan Psikologis
-
Dampak Fisik: radang panggul, kanker, kerusakan sistem kekebalan tubuh.
-
Dampak Psikologis: rasa bersalah, depresi, hingga rendahnya harga diri.
Pesan Kesehatan
Agar terhindar dari risiko tersebut, mari menjaga diri dengan hidup sehat, aman, dan setia kepada pasangan resmi. Bila muncul gejala mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Oleh: dr. Utomo Atmojo, SpDVE, FINSDV
Penulis tinggal di Lumajang, Jawa Timur