Lari Menuju Allah: Jalan Keluar Terbaik Saat Hati Gundah dan Hidup Tak Menentu

TROBOS.CO | Ketika hati terasa gundah, goyah, gelap, dan terasa jauh dari Allah, langkah hidup sering kali menjadi tak jelas. Seseorang bisa merasa bimbang, ragu, bahkan semakin menjauh dari-Nya. Padahal, Allah senantiasa membuka pintu pertolongan bagi setiap hamba yang mau kembali dan memohon kepada-Nya.

Allah tidak sampai hati melihat hamba-Nya tenggelam dalam masalah. Ia pasti memberi solusi, asal manusia mau mengingat dan memohon pertolongan kepada-Nya. Langkah yang paling tepat ketika menghadapi kesulitan adalah mendekat kepada Allah Yang Maha Kasih dan Sayang.

Mohonlah agar diberikan jalan keluar terbaik, lengketlah kepada Allah dengan ibadah yang lebih kuat dan sungguh-sungguh.

Dalam Al-Qur’an Allah bertanya,

“Faaina tadzhabun?”
“Maka ke mana kalian akan pergi?”

Pertanyaan ini menjadi peringatan agar manusia tidak salah arah. Sebab, di dunia ini ada jalan bengkok penuh onak duri, dan ada pula jalan lurus yang dicintai Allah — jalan yang memperpendek hubungan manusia dengan-Nya. Itulah jalan taqwa.

Allah menegaskan dalam Surat Asy-Syams ayat 9–10, “Berbahagialah orang yang menyucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotorinya.”

Umar bin Khattab pernah menjelaskan bahwa jalan menuju taqwa adalah jalan yang mendaki — tidak mudah, memerlukan kerja keras, kesadaran, dan sikap istiqamah. Sikap yang serius dan sungguh-sungguh diperlukan agar seseorang menjadi insan yang selamat dunia dan akhirat.

Jika ada yang bertanya, “Ke mana engkau lari ketika menghadapi persoalan besar dan genting?”
Jawabannya adalah: “Aku lari menuju Allah.”

Itulah lari yang benar. Lari yang tidak salah arah — lari dari titik jauh menuju titik paling dekat dengan-Nya. Lari seperti inilah yang mendatangkan pertolongan Allah: pertolongan yang cepat, tepat, dan penuh solusi.

Namun, jangan lupakan keberadaan pihak ketiga yang layak menjadi penasihat. Mintalah nasihat darinya agar tidak salah langkah. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa dalam hidup ini ada dua penasihat yang bisa menjadi guru kehidupan:

  1. Penasihat yang banyak bicara — yaitu Al-Qur’an.

  2. Penasihat yang diam — yaitu kematian.

Perbanyaklah “bertanya” kepada dua penasihat ini. Dari keduanya, kita akan menemukan jawaban yang paling tepat untuk setiap persoalan hidup.

Penulis: Suharyo AP
Pemerhati masalah sepele

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *