TROBOS.CO | LUMAJANG – Cacing tanah kerap dianggap hewan remeh, kecil, dan menjijikkan. Tubuhnya yang lembek dan berlendir sering membuat sebagian orang enggan menyentuhnya. Namun di balik penampilannya yang sederhana, cacing tanah memiliki manfaat besar bagi ekosistem dan potensi ekonomi yang menjanjikan.
Makhluk pengurai ini berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah serta menjadi bahan baku potensial untuk berbagai produk bernilai tinggi, mulai dari pupuk organik hingga pakan ternak.
Pelatihan di Munder, Tukum: Dorong Kemandirian Ekonomi Warga
Dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-113, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PDM Lumajang bekerja sama dengan CV Makan Siang Sehat (CV MSS) menggelar Pelatihan Budidaya Cacing di Dusun Munder, Desa Tukum, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari program Sistem Pertanian Terintegrasi Berbasis Cacing Ramah Lingkungan (SISCAMLING).
Peserta datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Lumajang, mulai dari Tempursari (selatan) hingga Yosowilangun (timur), serta dari Senduro (barat) dan Klakah (utara).
Total peserta mencapai 60 orang dari 12 kecamatan.
Dari Pemahaman hingga Praktik Lapangan
Wakil Ketua PDM Lumajang, Yosie Sudarso, dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi langkah awal bagi peserta untuk memahami potensi budidaya cacing.
“Diharapkan setelah pelatihan ini, para peserta bisa langsung mencoba membudidayakan cacing, minimal dari skala rumah tangga,” ujar Yosie.
Cacing termasuk kelompok invertebrata (tidak bertulang belakang) dan hermafrodit (memiliki dua kelamin).
Untuk berkembang biak, cacing memerlukan media lembab — tidak terlalu basah agar tidak kesulitan bernapas, dan tidak terlalu kering agar pori-porinya tidak kaku.
Di alam terdapat sekitar 42 jenis cacing tanah, namun yang paling umum dibudidayakan adalah Lumbricus rubellus, Tiger Worm, dan African Night Crawler (ANC).
Dari fase telur hingga dewasa, cacing membutuhkan waktu sekitar 2–2,5 bulan, dengan usia produktif mencapai 2–3 tahun.
Potensi Usaha yang Menjanjikan
Pemilik usaha SISCAMLING, Dr. dr. Imanuddin, M.Kes, menjelaskan bahwa budidaya cacing merupakan peluang usaha yang mudah dan murah.
“Budidaya cacing harus dilakukan dengan cara yang menggembirakan. Hasilnya bisa berupa cacing hidup, cacing kering, atau tepung cacing yang bernilai jual tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, kotoran cacing atau kascing juga memiliki nilai tambah sebagai pupuk organik dalam bentuk padat maupun cair (vermicompost), yang dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
Praktek Langsung di Lapangan
Pada sesi terakhir, peserta diajak praktik langsung membudidayakan cacing di lahan berukuran 1 x 10 meter, baik menggunakan sistem hamparan maupun rak bertingkat.
Peserta juga mempelajari cara pemanfaatan kascing untuk tanaman cabai dan terung.
Panitia pelaksana, Eko Sugeng Prasetyo, menegaskan pentingnya tindak lanjut pasca pelatihan. “Kami berharap peserta segera mempraktikkan ilmu yang diperoleh. Jika lahan terbatas, bisa menggunakan sistem rak. Bila ada kendala, komunikasi tetap bisa dilakukan melalui grup WhatsApp yang telah dibentuk,” ujarnya.
Nugroho Dwi Atmoko / TROBOS.CO









