Saiful Munir, Qori Internasional Asal Lampung: Sukses Juara Dunia Berkat Menunda Malam Pertama

TROBOS.CO | Penampilannya sederhana, tutur katanya santun, dan komunikasinya hangat. Namun, di balik sikap rendah hatinya, tersimpan kisah luar biasa.
Karena rela dan ikhlas menunda malam pertama demi tugas suci, Ustaz Saiful Munir, qori internasional asal Lampung, berhasil meraih juara pertama Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat dunia di Istanbul, Turki.

Kini menetap di Gresik, Jawa Timur, Ustaz Munir menceritakan perjalanan panjangnya kepada wartawan TROBOS.CO di sela tugasnya sebagai dewan hakim MTQ tingkat provinsi Jawa Timur di Jember, pekan lalu.

“Sampean Mas Shodiq ya? Saya agak lupa-lupa ingat. Kita pernah ketemu waktu MTQ Jatim di Jombang, 30 tahun lalu,” ujarnya sambil tersenyum ramah.

Awal Perjalanan: Dari Jombang ke Dunia

Pria kelahiran 4 Mei 1972 ini telah mengenal dunia tilawah sejak kecil.
Ia pernah menjadi juara pertama MTQ tingkat Jawa Timur di Jombang pada tahun 1986, bersaing ketat dengan peserta dari berbagai daerah, termasuk Fachrurozi dari Jember.

Bakatnya tak lepas dari darah seni qiroah sang ayah, H. Alwan, yang juga dikenal sebagai anggota dewan hakim MTQ. Sejak remaja, Munir sudah sering menjuarai berbagai kompetisi tilawah di tingkat nasional.

Namun, pengalaman paling berkesan datang pada MTQ Internasional di Istanbul tahun 1997. Lawan-lawannya bukan orang sembarangan — datang dari Mesir, Iran, dan Turki.

“Peserta dari sana luar biasa hebat, tapi Alhamdulillah, saya justru terpilih sebagai juara pertama,” kenangnya penuh syukur.

Menunda Malam Pertama Demi Indonesia

Di balik kemenangan itu, tersimpan kisah yang tak biasa.
Saat itu, Munir baru saja menikah dengan Umdatul Millah, gadis asal Gresik, yang juga alumni Pondok Pesantren Darul Falah Tebuireng, Jombang.

Namun tak lama setelah akad nikah, datang kabar mendadak:
ia harus segera berangkat ke Jakarta untuk seleksi final menuju MTQ Internasional di Turki.

“Dilematis memang. Tapi saya dan istri sepakat, kesempatan ini tidak datang dua kali. Saya berangkat dengan doa dan keikhlasan,” tutur Munir.

Keputusan penuh pengorbanan itu ternyata menjadi pintu keberkahan besar. Ia bukan hanya membawa pulang piala internasional, tetapi juga membawa nama Indonesia ke panggung dunia Islam.

Karier, Keluarga, dan Dakwah

Sejak menjuarai MTQ internasional, Ustaz Munir kerap diundang ke berbagai negara seperti Malaysia, Brunei, Timur Tengah, hingga Afrika untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an.

Kini, bersama istri tercinta, ia dikaruniai tujuh anak, dan beberapa di antaranya mengikuti jejak sang ayah sebagai qori muda.
Salah satunya bahkan telah meraih juara MTQ di tingkat daerah Gresik.

Di tengah kesibukan, Ustaz Munir juga mendirikan Pondok Pesantren Nurul Qur’an Al-Istiqomah di Kecamatan Sukaharjo, Gresik.

“Sekarang saya fokus membina santri. Jadi gak bisa sering keluar kota lagi,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Guru dan Pesan untuk Generasi Muda

Sebagai alumni Fakultas Dakwah IKAH (kini UNHASY) Tebuireng, Munir banyak belajar dari para qori nasional, di antaranya Syekh Yusuf Dawud, KH Abdul Hamid, dan Ustaz Toha Hasan.

Ia berpesan kepada para qori/qoriah muda agar terus berlatih dengan konsisten. “Jangan berlatih hanya saat MTQ akan digelar. Olah suara itu harus jadi kebiasaan sehari-hari,” pesannya.

Kisah hidup Ustaz Saiful Munir bukan sekadar tentang kemenangan. Ia adalah simbol ketulusan, kesabaran, dan dedikasi terhadap Al-Qur’an — bukti bahwa keikhlasan mampu mengantarkan seseorang menjadi juara di dunia dan insyaAllah di akhirat. 

Kontributor: Sodiq Syarif/TROBOS.CO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *