trobos.co, Lumajang – “Di balik pahitnya bisnis kopi, tersimpan manisnya nasib.” Kalimat itu diucapkan Siswanto, pemilik Griya Kopi Coklat Lereng Semeru di Desa Kandang Tepus, Senduro, Lumajang.
Namun manisnya hasil perjuangan tidak datang begitu saja. Prosesnya panjang, dimulai sejak 2017 dan baru membuahkan hasil pada 2019.
Siswanto bukan orang baru di dunia perkopian. Ia pernah bertugas mengurusi kopi di Dinas Perkebunan sejak 1980, hingga akhirnya dinas tersebut dilimpahkan ke pemerintah daerah pada tahun 2000.
“Waktu itu kondisi petani kopi sedang terpuruk. Mereka bisa menanam, tapi kesulitan memasarkan hasil panen,” kenang Siswanto.
Banyak petani kopi Lumajang akhirnya menjual hasil produksinya ke Kota Dampit, Malang. Di sana terdapat banyak pedagang besar hingga eksportir internasional. Salah satu pembeli utama adalah PT Asal Jaya.
Kopi Dikatakan Enak Jika…
Menentukan kualitas rasa kopi bukan perkara mudah. Menurut Siswanto, ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus diikuti:
-
Petik biji merah. Kopi yang enak harus berasal dari biji berwarna merah. Biji hijau harus dipisahkan.
-
Uji air. Biji kopi yang mengapung dianggap bermasalah karena biasanya terkena hama penggerek.
-
Kualitas lahan. Lokasi penanaman menyumbang 30% dari kualitas rasa kopi.
-
Roasting. Tingkat kekenyalan, kadar air, serta suhu pemanggangan sangat memengaruhi hasil akhir.
-
Barista. Setelah digiling, kualitas rasa juga ditentukan oleh barista yang menyajikan kopi.
“Jadi, enak tidaknya kopi itu ditentukan oleh proses panjang, mulai dari kebun hingga ke tangan barista,” jelas Siswanto.
Perjalanan Panjang
Menekuni bisnis kopi, menurut Siswanto, membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Setelah melalui perjalanan panjang, ia akhirnya menyimpulkan bahwa di balik pahitnya bisnis kopi memang tersimpan manisnya hasil.
Ia optimistis masa depan kopi tetap prospektif. “Selera minum kopi masyarakat terus meningkat dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Kini, banyak petani di Kecamatan Gucialit, Pasrujambe, dan daerah lain mengikuti jejaknya mengelola kopi dengan SOP yang baik.
Hasilnya pun terbukti. Kopi robusta Lumajang beberapa kali menorehkan prestasi:
-
Tahun 2021, masuk 15 besar Kontes Kopi Spesial Indonesia (KKSI).
-
Tahun 2022, kopi robusta Lumajang dinobatkan sebagai kopi robusta terenak nasional.
Pasar Lokal dan Internasional
Kopi dari Griya Kopi Coklat Lereng Semeru kini telah dinikmati oleh konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Papua hingga Jawa Timur.
Tidak hanya itu, permintaan rutin juga datang dari luar negeri, salah satunya Singapura. Bahkan, banyak turis mancanegara pernah mencicipi kopi racikan Siswanto.
“Melihat perkembangan ini, saya optimis konsumen kopi robusta asal Lumajang akan terus meningkat,” kata Siswanto.
Mencetak Barista Muda
Siswanto memiliki keinginan besar untuk menyiapkan generasi barista baru, terutama dari kalangan anak panti asuhan yang tidak memiliki keahlian setelah lulus sekolah.
“Siapa saja yang berminat, silakan belajar menjadi barista. Saya siap memberi pelatihan,” tegasnya.
Dengan semangat itu, ia berharap kopi Lumajang tidak hanya dikenal karena rasanya, tetapi juga karena melahirkan generasi muda yang mampu mengharumkan nama daerah melalui dunia perkopian.
(Suharyo AP/trobos.co)