TROBOS.CO | LUMAJANG – Sarasehan Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Lumajang menjadi ajang penting untuk mendalami persoalan internal organisasi sekaligus menyoroti tantangan eksternal yang dihadapi masyarakat saat ini.
Secara internal, kegiatan ini menegaskan kondisi dan prestasi Muhammadiyah yang telah menembus batas dunia. “Muhammadiyah berkembang dengan baik di berbagai negara,” ujar Sekretaris PD Muhammadiyah Lumajang, Zainal Abidin, S.Pd.
Hal senada disampaikan Ketua PD Muhammadiyah, dr. Halimi Maksum, MMRS, yang menegaskan bahwa Muhammadiyah diakui dunia sebagai organisasi yang kuat dan berpengaruh. “Kita perlu bekerja keras untuk lebih membesarkan persyarikatan,” pintanya.
Sarasehan ini diharapkan menjadi momen muhasabah bersama untuk melihat sejauh mana kontribusi setiap kader, sekaligus saling mendukung agar mampu memaksimalkan peran di bidang masing-masing.
Kegiatan yang mengusung tema “Meningkatkan Cinta dan Militansi dalam Bermuhammadiyah” ini dihadiri sekitar 300 peserta dari unsur pendidikan, kesehatan, serta organisasi otonom seperti Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Nasyiatul Aisyiyah, dan Aisyiyah.
Selain sarasehan, turut digelar donor darah, tabligh akbar, kegiatan sosial, serta jalan sehat pada 15 November mendatang bersama Bupati Lumajang, Bunda Indah Amperawati. Beragam hadiah menarik disiapkan, mulai dari paket umroh, mesin cuci, sepeda ontel, hingga kulkas.
Penonton atau Pelaku?

H. Suharyo, A.P, selaku Penasehat PD Muhammadiyah Lumajang, mengingatkan seluruh jajaran agar terus aktif menjalankan amanah sesuai bidang masing-masing.
“Kita perlu bermuhasabah, apakah selama ini aktif sebagai pimpinan atau sekadar menjadi penonton dalam berorganisasi?” ujarnya.
Ia menambahkan, kader yang aktif biasanya menjadi sorotan dan bahkan sasaran kritik. Namun, semangat untuk berkontribusi tidak boleh luntur. “Walau ada guncangan internal, tetaplah aktif dan jangan loyo,” pesannya.
Sarasehan ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk mendengar langsung pandangan para senior mengenai langkah-langkah organisasi selama ini.
Dekadensi Moral dan Tantangan Generasi Muda

Salah satu peserta dari IPM menyoroti fenomena dekadensi moral remaja yang semakin marak. “Apa yang harus kita lakukan menghadapi tantangan moral generasi muda?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, Suharyo menegaskan bahwa dekadensi moral merupakan ancaman serius, disertai masalah narkoba dan pergaulan bebas yang telah menjadi fenomena sosial luas.
“Para aktivis jangan tidur nyenyak sementara orang di sekitarnya sedang menderita,” tegasnya. Menurutnya, menghadapi kondisi ini perlu kerja sama lintas sektor — antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat.
“Ada daerah-daerah yang sudah masuk zona merah penyebaran narkoba. Dari narkoba berimbas ke perilaku, dari perilaku menimbulkan keresahan sosial. Semoga segera ada solusi yang tepat agar tidak menjadi beban masa depan,” pungkasnya.
Penulis: Redaksi TROBOS.CO







