RT 25 Sukodono Permai Bahas Persoalan Warga Sambil Healing di Kali Pinusan Poncokusumo

TEROBOS.CO | LUMAJANG – Membicarakan persoalan Rukun Tetangga (RT) ternyata tidak selalu harus dilakukan secara formal di ruang tertutup. RT 25, RW 05, Perumahan Sukodono Permai, Lumajang, punya cara berbeda: berdiskusi sambil healing di alam terbuka.

Sebagaimana diketahui, RT merupakan lembaga kemasyarakatan paling bawah dalam struktur pemerintahan Indonesia. Dinamika kegiatan RT sering kali bergantung pada kondisi sosial ekonomi warganya serta peran ketua RT yang memimpin.

RT 25/RW 05 di bawah kepemimpinan Hari Setiawan — seorang pengusaha bus asal Lumajang — dikenal kompak dan guyub. Ia berhasil menumbuhkan semangat kebersamaan di antara warganya dengan cara-cara kreatif dan menyenangkan.

Healing Bareng ke Kali Pinusan

Kebersamaan warga RT 25/RW 05 Sukodono Permai saat berkumpul di tengah hutan pinus Kali Pinusan, menjadi momen silaturahmi dan healing bersama keluarga. (Foto: Nugroho Dwi Atmoko/TROBOS.CO)

Pada Minggu (12/10/2025), suasana grup WhatsApp RT 25 mendadak ramai.
Ayo bapak-bapak yang pengin makan ayam goreng, rempelo hati, bisa ngelist di grup,” tulis sang ketua RT.

Tak lama kemudian, muncul foto bus bertuliskan “Bus medium 32 kursi sudah siap di depan perumahan.
Sontak, para warga pun bergegas berkumpul. Tujuan mereka kali ini: wisata alam Kali Pinusan, Dusun Poncokusumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Tempat ini terkenal dengan hutan pinus rindang, udara sejuk, dan aliran sungai jernih yang menenangkan. Suasana alami tersebut menjadi lokasi ideal untuk berdiskusi ringan sambil menikmati kebersamaan.

Diskusi Santai di Tengah Alam

Di antara gemericik air sungai dan semilir angin pegunungan, para warga RT 25 menikmati santapan sederhana sambil berbincang soal kegiatan RT.
Usulan-usulan untuk memperkuat kekompakan dan gotong royong mengalir ringan, tanpa suasana tegang.

Kegiatan seperti ini bukan yang pertama dilakukan. Sebelumnya, RT 25 Sukodono Permai juga menggelar Halal bi Halal bersama di Pantai Utara Jawa, menggunakan bus secara gratis untuk seluruh warga.

“Ber-RT sambil healing membuat suasana jadi lebih akrab dan ide-ide baru muncul dengan alami,” ujar salah satu warga dengan semangat.

Penutup

Kegiatan ini menjadi contoh bagaimana organisasi masyarakat di tingkat paling bawah bisa tetap solid dan inovatif.
Melalui kegiatan ringan di alam, RT tidak hanya menjadi forum administratif, tetapi juga wadah kebersamaan dan rekreasi sosial.

Nugroho Dwi Atmoko / TROBOS.CO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *