Peresmian Masjid Darussalam Rp 4 Miliar di Lumajang oleh KH Marzuki Mustamar

Trobos.co, Lumajang – Masjid Darussalam yang terletak di Desa Selokbesuki, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Jawa Timur, resmi diresmikan oleh sesepuh NU Jatim, Dr. KH. Marzuki Mustamar, M.Ag, pada Rabu malam (3/9). Masjid berlantai dua ini selesai direhabilitasi dengan dana lebih dari Rp 4 miliar, seluruhnya hasil gotong royong masyarakat.

Ketua panitia rehabilitasi, Hasbullah Huda, S.Pd.I, menjelaskan bahwa proses pembangunan masjid tersebut memakan waktu lebih dari sepuluh tahun.
“Banyak suka duka selama proses rehabilitasi, namun alhamdulillah semua dapat diselesaikan dengan baik,” ungkapnya.

banner 336x280
Dr. KH. Marzuki Mustamar, M.Ag., sesepuh NU Jatim, menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya Masjid Darussalam, Desa Selokbesuki, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Rabu (3/9/2025). (Foto: Syarif/Trobos.co)

Masjid Darussalam sendiri merupakan salah satu masjid tertua di wilayah Selokbesuki. Rehabilitasi kali ini merupakan yang kedua, setelah pada awal 1980-an masjid juga pernah direhab total dengan biaya sekitar Rp 1 miliar. Saat itu panitia menggunakan cara unik untuk menggalang dana, yaitu dengan menarik sumbangan melalui kotak amal di jalan sambil woro-woro menggunakan speaker.
“Konon, itu kali pertama di Lumajang ada pembangunan masjid dengan cara seperti itu. Awalnya dianggap aneh, tapi hasilnya lumayan besar,” kenang salah satu panitia.

Peresmian masjid tersebut turut dihadiri mantan Bupati Lumajang KH. As’at Malik, Ketua MUI Lumajang KH. Hanif, serta sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat daerah.

Dalam taushiyahnya, KH. Marzuki Mustamar menyampaikan harapan agar hadirnya masjid megah ini mampu menambah semangat masyarakat untuk meningkatkan ibadah.
“Tapi ingat, masjid jangan hanya digunakan untuk shalat dan pengajian saja,” tegas mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu.

Ia menekankan agar keberadaan masjid juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial lain seperti bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
“Kalau masjid sudah bisa mandiri dengan berbagai usaha, maka tidak perlu lagi minta-minta di jalan,” ujarnya.

Dosen di berbagai perguruan tinggi ini mencontohkan, masjid bisa mengembangkan usaha seperti membuka klinik kesehatan, membeli kendaraan untuk disewakan, hingga mendukung kegiatan ekonomi jamaah dan warga sekitar.

Selain itu, KH. Marzuki juga mengingatkan pentingnya pengelolaan manajemen masjid yang baik, termasuk dalam memilih pengurus.
“Kalau masjid ini dikelola warga NU, maka pilihlah kader NU tulen yang benar-benar paham etika dan ruh perjuangan masjid,” tandasnya.

Menurutnya, sudah saatnya takmir masjid NU mampu bersaing dengan masjid-masjid lain, tanpa kehilangan jati diri. “Yang penting nilai-nilai Aswaja dan ke-NU-an tetap dijaga,” pungkas KH. Marzuki.

(Syarif/Trobos.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *