KH Imron Anis Wafat, Lumajang Kehilangan Ulama Panutan

Trobos.co, Lumajang – Kabar duka datang dari dunia pesantren Lumajang. Pengasuh Pondok Pesantren Al Afkar Salafi, KH Imron Anis, wafat pada Senin (25/8/2025) sekitar pukul 07.00 WIB di RS Wijaya Kusuma, Lumajang.

Wafatnya ulama kharismatik yang dikenal dekat dengan masyarakat ini mengejutkan banyak pihak. Tidak ada yang menyangka, ayah dari lima anak tersebut pergi begitu cepat, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan para sahabatnya.

banner 336x280

Pesantren Al Afkar Salafi yang diasuh almarhum berada di Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono. Sejak kabar wafatnya tersebar, masyarakat dari berbagai daerah berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Ketika almarhum meninggal, sang istri, Nyai Su’udah, sedang berada di Banyuwangi menghadiri acara silaturahmi keluarga. Pada waktu yang hampir bersamaan, Bupati Lumajang, Bunda Indah Amperawati ternyata sejak pagi sudah ada dirumah duka “saya mulai pukul 09.00 WIB sudah ada dirumah duka” Katanya kepada trobos.co

Kehilangan Sosok yang Tegas dan Merangkul

Bagi banyak pihak, wafatnya KH Imron Anis adalah kehilangan besar. Jamal Abdullah Alkatiri, salah satu sahabat dekat, mengaku terkejut sekaligus kehilangan.

“Beliau itu orangnya baik, suka berterus terang. Kalau ada sesuatu yang tidak benar, pasti langsung diingatkan tanpa basa-basi. Itu yang saya senangi dari beliau,” ujar Jamal dengan mata berkaca-kaca.

Jamal menambahkan, KH Imron Anis dikenal sebagai sosok yang mampu merangkul semua kalangan tanpa membeda-bedakan.

Hal senada disampaikan Bambang Hidayat Sempurna, penasehat Partai Gerindra.

“Almarhum itu moderat, pandangan dan sikapnya menyejukkan. Saya sangat respek dan senang bergaul dengan beliau sejak muda. Sosoknya sulit tergantikan,” ungkap Bambang saat ditemui di sela-sela takziah.

Ulama Moderat yang Jadi Panutan

Bagi masyarakat Lumajang, KH Imron Anis bukan hanya pengasuh pesantren, melainkan juga seorang teladan. Sikap tegas, jujur, dan keikhlasannya dalam mengayomi umat membuatnya dihormati berbagai kalangan.

Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam, sekaligus kenangan abadi tentang sosok ulama yang menebarkan nilai persaudaraan dan persatuan. (Suharyo/Trobos.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *