Hari Santri di Lumajang Satukan Warga dan Santri, Bunda Indah: Saya Bupati untuk Semua

TROBOS.CO – LUMAJANG | Ribuan warga bersama para santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Lumajang memadati Stadion Semeru, Sabtu malam (18/10). Mereka hadir dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 yang digelar secara kolaboratif oleh Pemerintah Daerah Lumajang, PCNU, dan Jam’iyah An Nadhiriyah.

Sejak sore, jamaah dan santri sudah berdatangan memenuhi area stadion. Sebagian melaksanakan salat Maghrib berjamaah sebelum acara utama dimulai pukul 20.00 dan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.

Hadir dalam acara tersebut Bupati Lumajang Bunda Indah Amperawati Masdar, Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma, jajaran Forkopimda, perwakilan ormas Islam, para pimpinan pondok pesantren, serta pengasuh Majelis Sholawat An Nadhiriyah, Bu Nyai Hj. Nikmah dan putranya Gus Robith Nasichin Hamid.

Acara dibuka dengan istighotsah dan doa bersama, dilanjutkan dengan lantunan sholawat yang menggema di seluruh stadion. Panitia juga menyiapkan berbagai doorprize menarik, termasuk lima unit sepeda olahraga bagi peserta yang beruntung.

Ribuan santri dan warga memadati Stadion Semeru Lumajang dalam peringatan Hari Santri 2025 yang digelar Pemkab Lumajang bersama PCNU dan Jam’iyah An Nadhiriyah, Sabtu malam (18/10).

Dalam sambutannya, Bupati Indah Masdar menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas terselenggaranya peringatan Hari Santri yang melibatkan banyak elemen masyarakat.

“Pemerintah dan warga pesantren harus bahu-membahu membangun negara,” ujarnya penuh semangat.

Bunda Indah juga menegaskan bahwa pesantren memiliki peran besar dalam kemajuan pendidikan dan perjuangan bangsa.

“Resolusi Jihad adalah contoh kongkret dan spektakuler bagaimana pesantren berkontribusi bagi kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.

Sebagai pemimpin daerah, Bunda Indah menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun Lumajang.

“Perhatian pemerintah terhadap pesantren sangat besar, karena mereka bagian penting dalam pembangunan manusia yang berkarakter,” tambahnya.

Sementara itu, Gus Robith Nasichin, tokoh muda sekaligus pimpinan Majelis Sholawat An Nadhiriyah, menyerukan agar seluruh warga Lumajang melupakan perbedaan pilihan politik pasca Pilkada.

“Pilkada sudah selesai. Saatnya kita menatap masa depan Lumajang yang lebih baik dan sejahtera,” ujarnya.

Menurut cucu KH. Chamid Pasuruan ini, demokrasi memang memberi ruang perbedaan, namun setelah pemimpin terpilih, semua pihak harus bersatu mendukung pembangunan daerah.

“Ini konsekuensi berdemokrasi,” tegasnya.

Pernyataan tersebut disambut positif oleh Bunda Indah.

“Sejak saya terpilih dan ditetapkan sebagai bupati, saya mendeklarasikan diri sebagai bupati untuk semua warga Lumajang. Semua warga adalah keluarga dan anak-anak saya,” tutur Bunda yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Kegiatan berlangsung dengan khidmat dan penuh kebersamaan, menegaskan semangat santri dan masyarakat Lumajang untuk bersatu membangun daerah tanpa sekat politik.

Sodiq Syarif/Suharyo/TROBOS.CO.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *