Gemarikan Lumajang: Konsumsi Ikan Naik, Zona Stunting Terlepas!

TROBOS.CO | LUMAJANG – Kabupaten Lumajang patut dicontoh dalam gerakan memerangi stunting dan meningkatkan gizi anak. Berkat komitmen bersama, Lumajang berhasil keluar dari status zona merah stunting dan menjadi satu-satunya kabupaten di Jatim yang mendapat program Gemarikan dua kali dalam setahun. Puncaknya, gerakan ini menyasar 120 siswa SD dan TK di Kecamatan Tekung, Selasa (4/11), untuk menanamkan kebiasaan makan ikan sejak dini.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, yang diwakili Farida, S.Pd, MM, menyampaikan apresiasi tinggi. “Kami apresiasi Kabupaten Lumang yang sudah keluar dari zona merah stunting. Prestasi ini tidak lepas dari komitmen semua pihak,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa ikan sebagai sumber protein tinggi adalah kunci utama membentuk anak yang sehat dan cerdas.

Data terbaru menunjukkan hasil yang menggembirakan. Angka konsumsi ikan masyarakat Lumajang mengalami kenaikan, dari 48,5 kg/kapita/tahun menjadi 49,06 kg/kapita/tahun. Kenaikan ini, sekalipun tampak kecil, merupakan indikator positif dari kesadaran masyarakat akan manfaat mengonsumsi ikan.

Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha, S.Ked, yang juga Ketua FORIKAN, membedah manfaat gizi ikan. “Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik dan murah dibandingkan sumber lainnya seperti daging sapi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan bahwa protein hewani dari ikan sangat krusial untuk pertumbuhan sel-sel tubuh, terutama untuk perkembangan sel-sel otak yang dimulai sejak janin, balita, hingga dewasa.

Kegiatan Gemarikan tidak hanya berisi ceramah. Untuk memantik minat anak-anak, panitia menyelenggarakan fishquizz atau kuis seputar pengetahuan dunia perikanan. Acara yang dihadiri oleh jajaran TP PKK Kabupaten dan Kecamatan ini pun diwarnai dengan penyerahan paket produk perikanan secara simbolis.

Puncak acara berlangsung meriah dengan sesi makan ikan bersama. Melalui kegiatan interaktif ini, diharapkan pesan tentang pentingnya makan ikan lebih melekat pada memori anak-anak dan menjadi kebiasaan sehari-hari.

Fatchur Rozi/TROBOS.CO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *