TROBOS.CO – SURABAYA | Anggota DPRD Jawa Timur, Dr. Puguh Wiji Pamungkas, menyambut hangat kehadiran Akademi Buah Nusantara (ABN) yang rencananya akan mulai beroperasi di Jawa Timur.
“Ide ABN sangat relevan dengan program Pemprov Jatim Gerbang Nusantara Baru. Saya siap bantu komunikasi dengan Gubernur Jatim dan Biro Kesra untuk sinkronisasi pendanaan beasiswa,” tegas Puguh saat menerima kunjungan Prof. Dr. Reza Tirtawinata, pimpinan ABN dan tim di Kantor DPRD Jawa Timur, Rabu (16/10).
Menurut Puguh, semangat pendirian ABN merupakan langkah konkret untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat produsen buah-buahan unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
“Akademi ini hadir bukan tanpa alasan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah terbesar di dunia, dengan lebih dari 1.400 jenis buah dari Aceh hingga Papua. Namun potensi ini belum bertransformasi menjadi keunggulan kompetitif yang memiliki daya saing global,” paparnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Reza Tirtawinata menjelaskan bahwa ABN adalah lembaga vokasi pertama di Indonesia yang berfokus pada buah-buahan tropis dan subtropis.
“ABN di Jawa Timur ini akan mencetak tenaga ahli buah dari hulu ke hilir: mulai dari budidaya, perawatan, panen, pascapanen, hingga ekspor-impor,” jelasnya.
ABN juga telah menjalin kerja sama dengan UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Airlangga (UNAIR) dalam penyusunan kurikulum D3 Vokasi Buah, dengan target pembukaan tahun akademik 2026/2027.
“Indonesia memiliki sekitar 1.500 jenis buah, kekayaan plasma nutfah terbesar setelah Brasil. Namun pengelolaan masih tertinggal dibanding Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Jawa Timur sebagai penghasil durian, mangga, dan pisang terbesar di Indonesia perlu tenaga ahli untuk mengelolanya,” ujar Prof. Reza.
Ia menambahkan, lulusan ABN akan terus dipantau dan didampingi melalui sistem digital pelaporan 24 jam sebagai bagian dari after-service support.
Ketua Dewan Pembina Yayasan ABN, Yusron Aminulloh, menegaskan bahwa ABN mendapat respons positif dari UNAIR dan UPN, yang bahkan telah menurunkan guru besar mereka untuk turut menyusun kurikulum.
“Skema pembelajaran di ABN adalah 70% praktik dan 30% teori. Tahun pertama fokus pada dasar hortikultura, sedangkan tahun kedua dan ketiga mahasiswa memilih spesialisasi seperti durian, manggis, alpukat, jeruk, atau mangga. Mereka juga dibekali manajemen kebun, ekspor, dan pemasaran,” jelas Yusron.
Tahun pertama, ABN menargetkan 100 mahasiswa penerima beasiswa daerah dari seluruh Indonesia.
“Kami ingin melahirkan kader terbaik dan berkarakter – petani muda yang berjiwa entrepreneur, modern, dan paham teknologi. Mereka wajib diasramakan agar terbentuk etos kerja dan jiwa kepemimpinan,” tegasnya.
Redaktur TROBOS.CO







