TROBOS.CO – Perpustakaan SMA Muhi Yogyakarta bekerja sama dengan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Seminar Nasional bertema “Perpustakaan Artificial Intelligence dalam Pendidikan” pada Kamis, 25 September 2025 di Grha As-Sakinah SMA Muhi Yogyakarta.
Acara ini menghadirkan keynote speaker Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal PWM DIY, Achmad Muhammad, M.Ag. Sementara itu, narasumber utama adalah Dr. Eng. Ir. Sunu Wibirama, S.T., M.Eng., IPM (dosen Fakultas Teknik UGM) dan Dr. Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A. (dosen Ilmu Komunikasi UAD sekaligus content creator).
Kepala SMA Muhi, Drs. H. Herynugroho, M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada sekitar 400 peserta. Ia menegaskan bahwa SMA Muhi terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai sekolah dan lembaga dalam mengembangkan perpustakaan modern, termasuk melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Keynote speaker, Achmad Muhammad, M.Ag., mendorong perpustakaan sekolah untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Melalui seminar ini diharapkan muncul gagasan membangun perpustakaan yang mampu berfungsi optimal bagi masyarakat, dengan manajemen yang baik dan koleksi bacaan yang informatif, edukatif, rekreatif, serta bermanfaat,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Dr. Sunu Wibirama menjelaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) dirancang agar komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Menurutnya, AI generatif menjadi peluang besar untuk pengembangan perpustakaan, karena mampu menghasilkan teks, gambar, musik, hingga desain baru berdasarkan data yang telah dipelajari.
“AI bukan untuk menggantikan peran pustakawan, melainkan sebagai alat bantu agar pekerjaan lebih efektif. AI dapat mendukung peningkatan literasi dan program kepustakawanan di sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Muhammad Najih Farihanto menyoroti perubahan budaya membaca generasi Z yang kini lebih banyak mengakses informasi melalui gawai, e-book, blog, dan media sosial.
Ia menekankan bahwa meskipun digitalisasi membuat membaca lebih fleksibel, tantangan seperti menurunnya konsentrasi, informasi dangkal, dan maraknya hoaks juga perlu diwaspadai.
“Generasi Z harus membangun literasi digital yang kuat agar mampu memilah informasi secara kritis dan tetap menjaga kualitas bacaan,” ungkapnya.
Seminar nasional ini ditutup sekitar pukul 11.30 dengan sesi tanya jawab, foto bersama, dan penyerahan cinderamata dari Kepala SMA Muhi kepada para pemateri.
Kontributor: Yusron Ardi Darmawan, M.Pd