Hidup Berproses, Kita Pilih Golongan yang Mana?

TROBOS.CO – Hidup adalah sebuah proses, sebagaimana alam semesta yang terus berputar. Rembulan dan matahari menjadi gambaran perjalanan itu: terbit di timur, bersinar terang di siang hari, lalu tenggelam di barat.

Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang rembulan: mengapa pada awal bulan tampak kecil, di pertengahan membesar, lalu mengecil kembali hingga akhirnya tenggelam. Beliau menjawab diplomatis, “Itulah kehidupan manusia. Awalnya kecil, tumbuh menjadi remaja, lalu pemuda, menua, dan akhirnya mati.”

banner 336x280

Ilustrasi ini disampaikan oleh Suharyo AP, SH di hadapan jamaah pengajian Ahad pagi warga persyarikatan PCM Rambipuji, Jember (21/9).

Empat Golongan Manusia dalam Proses Hidup

Ust. Suharyo AP SH

Menurutnya, proses kehidupan manusia dapat dibagi ke dalam empat golongan:

1. Orang yang awalnya baik, lalu tergelincir hingga mati dalam keburukan.
Mereka termasuk golongan yang merugi.

2. Orang yang sejak awal buruk hingga akhir tetap buruk.
Inilah manusia yang binasa. Contohnya adalah Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka sejak awal selalu menentang Rasulullah, hingga mati dalam keburukan. Bahkan, kuburan mereka disebut berbau busuk sebagai bentuk siksaan Allah di dunia.

3. Orang yang sejak awal baik, berproses dengan baik, hingga akhir hidupnya tetap baik.
Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Contohnya adalah sahabat Ali bin Abi Thalib, yang sejak kecil sudah hafal dan memahami Al-Qur’an, hingga wafat tetap dalam kebaikan. Rasulullah pernah bersabda bahwa setelah dirinya, Khadijah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Ali akan masuk surga.

4. Orang yang awalnya buruk, namun berproses menuju kebaikan hingga akhirnya mati dalam keadaan baik.
Mereka adalah orang mulia. Contohnya Fudail bin Iyyad, yang semasa muda ahli maksiat, namun kemudian mendapat hidayah dan menjadi alim. Contoh lain adalah Umar bin Khattab yang dahulu garang bahkan ingin membunuh Rasulullah, namun akhirnya menjadi salah satu sahabat terdekat dan pembela Islam. Kuburnya pun disandingkan dengan Rasulullah dan Abu Bakar.

Cara Menjaga Diri agar Tetap dalam Kebaikan

Agar proses hidup kita tetap terjaga dalam kebaikan, Suharyo mengingatkan beberapa hal penting:

  1. Muhasabah (introspeksi diri). Hitung diri sendiri sebelum kelak dihitung oleh Allah.

  2. Muaqabah (menyalahkan diri sendiri). Sadari kelemahan dan kesalahan tanpa menunggu orang lain menegur.

  3. Muhasanah (memperbaiki diri). Sungguh-sungguh memperbaiki kelemahan agar kebaikan bisa menutupi keburukan.

  4. Beragama dengan ikhtiar maksimal. Jangan menjadi pemeluk agama yang minimalis.

  5. Istiqomah. Terus-menerus melakukan kebaikan hingga menjadi kebiasaan.

  6. Muroqobah (merasa dekat dengan Allah). Hati yang istiqomah akan semakin dekat dengan-Nya.

  7. Mukasyafah. Mencapai derajat menyatu dengan kehendak Allah, selalu lurus dengan apa yang diperintahkan-Nya.

Menurut Suharyo, posisi terindah dalam hidup adalah ketika hati selalu dekat dengan Allah, dan setiap proses kehidupan dijalani dengan istiqomah serta penuh kebaikan. (Suharyo/Trobos.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *