trobos.co – Perjalanan menuju kemenangan hidup selalu lahir dari ghirah (semangat) yang tidak pernah pudar, meski harus ditempa panas terik maupun dinginnya suasana.
Semangat yang menyala, berpadu dengan keyakinan yang kokoh, menjadi benteng motivasi dalam hati dan jiwa setiap insan. Hal ini juga tercermin ketika menapaki perjalanan menuju Ranupane, salah satu desa wisata yang terletak di Kabupaten Lumajang.
Berawal dari kota pisang Lumajang yang indah dan menawan, perjalanan menuju Ranupane bukanlah sekadar perjalanan biasa. Jalan berliku yang menanjak menuntut keseriusan, tetapi di setiap tikungan selalu tersaji panorama alam yang memukau.
Di sepanjang jalur ini, para pelintas kerap berpapasan dengan petani kubis yang sedang memanen hasil bumi mereka. Suasana pedesaan berpadu dengan keasrian alam menghadirkan nuansa khas yang menenangkan. Bagi siapa pun yang melintas, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, pemandangan hijau di kanan-kiri jalan adalah pesona yang sulit dilupakan.
Keindahan yang terpampang di hadapan mata seakan menjadi bukti nyata betapa agung dan luasnya rahmat Tuhan, yang layak dinikmati sekaligus disyukuri.
Menurut Ir. Syahrial Muharam, alumni Teknik Sipil ITB asal Lumajang yang kini berdomisili di Jakarta, pariwisata Lumajang memiliki potensi besar untuk mendunia. “Prospek pariwisata di Lumajang sangat bagus dan sudah dikenal di luar daerah. Tinggal bagaimana kita bisa memberikan perhatian lebih agar wisata Lumajang makin maju,” ungkapnya.
Ranupane sendiri kini terus berbenah, baik dari segi akses jalan maupun fasilitas penunjang kenyamanan wisatawan. Desa ini menjadi pintu gerbang menuju Ranu Kumbolo dan puncak Semeru, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dengan panorama yang mempesona, suasana pedesaan yang asri, dan keramahan warganya, Ranupane adalah permata wisata Lumajang yang pantas untuk terus dikembangkan.
Selamat menikmati perjalanan penuh pesona di jalan berliku menuju Ranupane — perjalanan yang bukan hanya membawa keindahan alam, tetapi juga menghadirkan ketenangan jiwa.
Ali Surakhman TS
Penyair, penulis lepas, dan Humas Satupena Jawa Timur