Sepintas Jalur Ngadas: Dari Senduro Menuju Ranu Pani

trobos.co – Berpetualang di dunia maya sudah menjadi hal biasa. Namun, menjajal perjalanan nyata dengan medan menantang tetap membutuhkan nyali, keberanian, serta tekad yang mantap. Jalur menuju kawasan wisata Bromo Tengger Semeru dari arah barat Kabupaten Lumajang, tepatnya melalui Kecamatan Senduro, menjadi salah satu lintasan yang menguji ketangguhan para petualang.

Dari Senduro Menuju Burno

Perjalanan dimulai dari Senduro, sebuah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Jalan mulai menanjak perlahan, terutama saat memasuki Desa Burno. Di sini, pengendara roda dua maupun roda empat harus ekstra hati-hati melewati tikungan berliku.

banner 336x280

Kondisi kendaraan menjadi faktor utama. Rem, bahan bakar, hingga ban motor wajib dalam keadaan prima. Tak jarang, jalur Burno menjadi titik pembuktian: untuk bisa naik ke atas, kita harus siap menaklukkan tantangan dari bawah.

Di hari Ahad pagi, suasana semakin ramai. Kendaraan dari arah atas dan bawah saling berpapasan, menandakan banyaknya wisatawan muda yang berkunjung ke kawasan hutan lindung Bromo Tengger Semeru. Ruas jalan umumnya cukup baik, meski ada beberapa titik berlubang yang perlu perbaikan.

Melintasi Hutan Belantara

Sebuah pengalaman unik terjadi saat motor bebek sederhana harus berhenti karena mesin panas hingga mengeluarkan asap (dalam bahasa Jawa disebut ngukus). Kendaraan sempat mogok di tengah hutan, membuat pengendara beristirahat sejenak di gubuk petani kubis yang sudah ditinggalkan pemiliknya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, setelah berdoa dan menata niat, motor bisa dinyalakan kembali. Perjalanan pun dilanjutkan dengan penuh optimisme menuju Ranu Pani, meski sempat tergoda untuk turun mencari bengkel.

Pesona Desa Ranu Pani

Ranu Pani, sebuah desa yang terletak di ketinggian lebih dari 2.000 meter, menyimpan potensi luar biasa. Desa ini dikenal sebagai gerbang pendakian Gunung Semeru, sehingga banyak turis domestik maupun mancanegara melewatinya dalam perjalanan menuju puncak Mahameru.

Selain pemandangan pegunungan yang memesona, wisatawan juga bisa menikmati tiga danau indah: Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Menariknya, meski berada di dataran tinggi, air danau tersebut tidak pernah kering, membuat siapa pun yang datang merasa kagum.

Budaya Suku Tengger yang kental menambah daya tarik tersendiri. Bahkan, seorang penulis asal Amerika pernah mendokumentasikan budaya ini dalam sebuah buku. Beberapa karya lain juga mengangkat kisah Ranu Pani, seperti Tahta Mahameru, Petani Ranu Pani, hingga Sinergi Ranu Pani Menghapus Pernikahan Dini.

Selain pariwisata, Ranu Pani dan Argosari juga dikenal sebagai desa penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Dari sini, wortel, kubis, kentang, hingga bawang dipasok ke berbagai pasar di wilayah Jawa Timur.

Oleh: Ali Surakhman TS
(Penyair dan penulis lepas, Humas Satupena Jawa Timur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *