trobos.co – Bagi seorang aktivis, mengisi lembaran hidup dengan pengabdian adalah keniscayaan. Prinsip inilah yang dijalani H. Drs. Busairi Mansyur, mantan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Lumajang, yang akrab disapa Cak Bus.
Meski sudah memasuki masa purna tugas, semangat dakwah dan sosial pria berusia 73 tahun ini tak pernah surut. Ayah dari empat anak itu menegaskan bahwa masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya, justru menjadi kesempatan untuk lebih banyak menebar kebaikan.
“Kalau berhenti beraktivitas, semangat hidup bisa hilang. Itu yang selalu saya pegang,” ungkapnya.
Tetap Aktif dan Bugar
Cak Bus dikenal sebagai sosok murah senyum yang tetap aktif di berbagai kegiatan sosial-keagamaan. Semasa menjabat di Lumajang pada era Bupati almarhum H. Drs. Ahmad Fauzi, ia pernah memimpin Kemenag Lumajang selama tiga tahun, sebelum akhirnya dimutasi ke Surabaya hingga pensiun.
Kini, di usia senja, ia masih terlihat bugar. Rutinitas paginya selalu diawali dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer. Usai olahraga, ia tak pernah melewatkan waktu untuk membaca Alquran.
“Saya selalu menyempatkan membaca Alquran. Kalau sampai tidak sempat, rasanya seperti punya hutang,” ujarnya.
Peran di Organisasi Dakwah
Kesibukan lain datang dari perannya di organisasi. Di Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), ia dipercaya sebagai penasehat wilayah. Sementara di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, ia duduk sebagai anggota Dewan Syuro.
“Pokoknya kalau diundang, saya selalu hadir. Itu sudah menjadi komitmen saya,” tegasnya.
Tak heran jika sosok Cak Bus selalu hadir di berbagai acara organisasi Islam, termasuk saat Rakorwil Dewan Dakwah Jawa Timur yang digelar di Hotel Arayanna Trawas, Mojokerto, Sabtu (14/9/2025).
Bagi Cak Bus, berdakwah bukanlah soal usia, melainkan soal komitmen untuk terus menebar manfaat.
SA Pranoto/Trobos.co