Andrianus Tan, Mahasiswa Baru STKIP Muhammadiyah Lumajang Asal NTT

trobos.co – Tahun akademik 2025–2026 menjadi langkah baru bagi Andrianus Tan, atau akrab dipanggil Jendri, yang resmi tercatat sebagai mahasiswa baru STKIP Muhammadiyah Lumajang. Pemuda kelahiran Bokis, 17 April 2006, ini berasal dari Desa Susulaku B, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari NTT ke Jawa: Kisah Perjalanan Pendidikan

Perjalanan Jendri ke Jawa bermula pada 2019, saat Romo Hudi dari Surabaya berkunjung ke NTT. Dalam kunjungannya, Romo Hudi mendapati banyak anak NTT dengan kondisi tubuh pendek, kurus, dan kurang gizi. Melihat kondisi itu, Romo Antel yang mendampinginya menawarkan program bantuan: mengirim anak-anak NTT ke Jawa untuk tinggal di asrama, mendapatkan makanan bergizi, dan melanjutkan pendidikan.

banner 336x280

Yayasan Katolik kemudian menindaklanjuti gagasan tersebut dengan membawa anak-anak, termasuk Jendri, ke Jawa. Mereka dipisahkan berdasarkan jenjang pendidikan:

  • Anak-anak lulusan SD ditempatkan di Asrama Katolik Santo Tarsisius Tanggul, Jember, dan bersekolah di SMPK Mgr. Soegijapranata Tanggul.

  • Anak-anak lulusan SMP diasramakan di Madiun untuk melanjutkan pendidikan di sana.

Sejak itu, Jendri menetap di Jawa. Setelah lulus SMP di Jember, ia melanjutkan pendidikan di SMK Santo Bonaventura 2 Kota Madiun. Selama enam tahun masa SMP dan SMK, ia tak pernah pulang ke kampung halaman. Baru beberapa bulan lalu, Yayasan memberinya kesempatan untuk pulang sejenak ke Desa Susulaku.

Potret Desa Susulaku

Desa asal Jendri masih tergolong tertinggal. Listrik belum tersedia secara permanen. Hanya sebagian warga yang menggunakan listrik tenaga surya dengan biaya pemasangan mencapai tiga juta rupiah—jumlah yang tentu tidak terjangkau semua keluarga.

Memilih STKIP Muhammadiyah Lumajang

Setelah menamatkan pendidikan di SMK, Yayasan membantu mencarikan perguruan tinggi untuk Jendri. Ia ditawari dua pilihan kampus di Lumajang: STKIP PGRI atau STKIP Muhammadiyah. Pilihan Jendri jatuh pada STKIP Muhammadiyah, karena ia menyukai bidang linguistik dan sastra.

Sebagai umat Katolik, Jendri menyadari bahwa ia tetap akan mengikuti mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang menjadi ciri khas perguruan tinggi Muhammadiyah.
Dengan mantap ia mengatakan:

“Iya, Bapak. Saya akan mengikuti mata kuliah tersebut sebagai tambahan ilmu dan wawasan keagamaan saya.”

Cita-Cita Menjadi Guru

Jendri bercita-cita menjadi seorang guru. Ia memilih untuk tetap tinggal dan bekerja di Jawa setelah lulus nanti, karena peluang kerja lebih banyak dibandingkan di kampung halamannya.

Selama menjadi mahasiswa STKIP Muhammadiyah Lumajang, Jendri berkomitmen untuk tekun belajar, bekerja keras, dan aktif dalam berbagai program kampus demi meningkatkan kualitas diri dan mewujudkan cita-citanya.

Oleh Matrawi
*) Dosen STKIP Muhammadiyah Lumajang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *