trobos.co – Hati seorang ibu pasti hancur ketika anak yang dilahirkan dengan penuh doa dan perjuangan, justru kelak tumbuh menjadi koruptor.
Sejak dalam kandungan, lisan seorang ibu tak pernah kering dari zikir dan doa agar buah hatinya kelak menjadi anak yang shalih dan shalihah. Namun kenyataannya, ada yang justru berbalik 180 derajat: anak menjadi perusak bangsa.
Ada pepatah: jenis mencari jenis. Para koruptor cenderung berkumpul dengan sesama, membentuk geng besar yang menjadi parasit menghancurkan negeri.
Aparat penegak hukum dibuat kewalahan. Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama ini dianggap kuat, seolah kurang berdaya. Korupsi kian merajalela, menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa.
Moral dipermainkan, agama dilupakan, hukum kehilangan ketegasannya. Koruptor semakin kompak, kuat, dan berjaya.
Fenomena ini ibarat puncak gunung es: tampak kecil di permukaan, tetapi menggurita di bawah, mencengkeram kehidupan masyarakat. Korupsi menjadi parasit yang mematikan.
Kasus-kasus besar yang baru-baru ini mencuat menjadi gambaran nyata. Misalnya, dugaan korupsi di PT Pertamina dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 968,5 triliun pada awal 2025—salah satu skandal korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Menyusul dugaan korupsi lahan kelapa sawit oleh PT Duta Palma Group yang merugikan negara hingga Rp 78 triliun.
Dan itu baru sebagian contoh. Korupsi terjadi hampir di semua lini kehidupan, membuat bangsa dipermalukan di mata dunia.
Yang paling malu adalah para ibu yang melahirkan anak dengan susah payah, tetapi akhirnya melihat mereka melenceng jauh dari harapan.
Tidak heran kaum ibu merasa was-was menyaksikan kondisi ini. Apalagi muncul wacana penegakan hukum yang lebih tegas terhadap koruptor, mulai dari pemiskinan, hukuman seumur hidup, bahkan hukuman mati seperti yang diterapkan di Tiongkok.
Meski masih sebatas wacana, orang tua sudah merasa ciut nyali. Tidak ada ibu yang rela anaknya berakhir di jeruji besi, apalagi dieksekusi. Na’udzubillah min dzalik.
Oleh: Umi Kulsum)*
*) Penulis, ibu rumah tangga tinggal di Semarang