Demonstrasi, Potret Krisis Kepercayaan Publik terhadap Elite Politik

trobos.co – Gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai kota sejak akhir Agustus 2025 menjadi penanda jelas adanya keretakan serius dalam relasi antara rakyat dan elite politik.

Awalnya, aksi ini dipicu oleh kemarahan publik terhadap fasilitas mewah anggota DPR, khususnya tunjangan hunian yang dinilai fantastis. Namun, dalam perkembangannya, protes tersebut melebar menjadi gerakan massif yang mencerminkan krisis kepercayaan publik terhadap penyelenggara negara.

banner 336x280

Rakyat yang semakin terhimpit oleh inflasi, pemutusan hubungan kerja, dan kenaikan harga kebutuhan pokok, merasa dipermainkan ketika menyaksikan para wakilnya hidup berlebihan. Ironisnya, mereka yang seharusnya menyuarakan jeritan rakyat justru menutup telinga rapat-rapat. Tak heran bila ketidakpuasan akhirnya menjelma menjadi aksi turun ke jalan.

Tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas akibat kendaraan taktis polisi, menjadi katalis kuat. Kematian Affan bukan sekadar kecelakaan tragis, melainkan simbol ketidakadilan struktural yang menimpa rakyat kecil. Peristiwa ini menyulut amarah lebih luas terhadap cara negara memperlakukan warganya.

Sayangnya, respons pemerintah sejauh ini masih berkutat pada pendekatan keamanan dan upaya meredam kerusuhan. Padahal, yang dibutuhkan bukanlah tindakan represif, melainkan sikap kenegarawanan: mendengar, memahami, dan mencari solusi atas akar persoalan.

Demonstrasi yang terjadi saat ini sejatinya bukan hanya soal tunjangan DPR. Lebih dari itu, ia adalah teriakan tentang keadilan sosial, distribusi kesejahteraan, dan legitimasi moral kekuasaan.

Jika suara rakyat yang bergema di jalan-jalan terus diabaikan, jurang ketidakpercayaan akan semakin menganga. Demonstrasi bukanlah musuh pemerintah, melainkan cermin yang menunjukkan di mana letak kesalahan berada.

Dalam situasi krisis seperti ini, kepemimpinan diuji: apakah hanya bertahan dengan menegakkan otoritas semata, atau berani mengambil langkah visioner untuk menata ulang kontrak sosial antara negara dan rakyatnya.

Usman Arif, 31 Agustus 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *