Berumah Tangga Itu Ibadah Terpanjang

Trobos.co, Lumajang – Senin siang (25/8), suasana Masjid Al Ikhlash Jogoyudan dipenuhi rasa haru sekaligus bahagia. Jamaah dan tamu undangan memadati ruang utama untuk menyaksikan akad nikah pasangan berbahagia, Nimas Hadi Atmaja Putri putri Bapak Bambang Supriyadi dan Ibu Hafidah Kurnia Irawati, dengan pria idamannya Abdul Aziz, putra Bapak Abtuda dan Ibu Siti Masyita.

Selepas ijab kabul yang berlangsung khidmat, tausiyah pernikahan disampaikan oleh Ustadz Suharyo AP, Ketua Dewan Dakwah Lumajang. Dengan suara lantang namun penuh kelembutan, beliau mengingatkan bahwa “ibadah terpanjang adalah berumah tangga.”

banner 336x280

“Dari akad nikah hingga maut memisahkan, setiap kebaikan yang dilakukan pasangan akan bernilai ibadah dan mendatangkan pahala,” tutur Ustadz Suharyo yang disimak penuh seksama oleh hadirin.

Empat Tujuan Berumah Tangga

Dalam tausiyahnya, Ustadz Suharyo menyebutkan ada empat tujuan utama berkeluarga:

  1. Sebagai ibadah
    Mulai dari hal-hal kecil hingga besar, ketika diniatkan baik akan menjadi amal kebaikan. Bahkan, kata beliau, “suami yang menegur istrinya demi kebaikan juga mendapatkan pahala.”

    Jamaah sempat tertawa ketika beliau menambahkan, “Rasulullah membolehkan suami memukul istrinya bila ada yang tidak benar, tapi dengan daun kering — bukan dengan daun pintu!”

  2. Mengikuti sunnah Nabi
    Rasulullah SAW senang melihat umatnya berkeluarga, terlebih jika memiliki keturunan. “Dulu, jumlah umat Islam hanya Khadijah dan Rasulullah. Setelah hijrah ke Madinah, 10 tahun kemudian jumlahnya mencapai 13.000 orang. Kini mencapai 1,8 miliar. Dari mana asalnya? Dari pernikahan dan hidayah Allah,” jelasnya.

  3. Memiliki keturunan
    Anak-anak yang lahir dari keluarga sakinah menjadi penerus umat dan penopang dakwah Islam.

  4. Menjauhi maksiat
    Ustadz Suharyo menegaskan, “Kemaksiatan sekarang semakin masif. Maka berumah tangga adalah benteng penyelamat.”

Suasana Penuh Kebahagiaan

Ucapan nasihat tersebut membuat para tamu undangan tersenyum sekaligus merenung. Pasangan mempelai tampak menunduk khusyuk, menyimak dengan raut wajah penuh harap dan doa.

Beberapa jamaah bahkan mengabadikan momen tausiyah itu dengan kamera ponsel mereka. Suasana masjid terasa hangat, dipenuhi lantunan doa dan harapan agar pasangan yang baru menikah tersebut bisa mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

“Berumah tangga adalah ibadah terpanjang,” tutup Ustadz Suharyo, disambut doa bersama hadirin.

(*/Redaktur Trobos.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *