Hari Pahlawan: Menyalakan Semangat Kepahlawanan Global dari Surabaya ke Gaza dan Khartoum

TROBOS.CO | JAKARTA – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) didirikan oleh Mohammad Natsir pada tahun 1967, seorang tokoh pejuang kemerdekaan, pahlawan umat, sekaligus penggagas Mosi Integral 3 April 1950. Melalui Mosi Integral itu, Natsir menyelamatkan dan mengembalikan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah masa disintegrasi, sehingga negara ini tidak bubar. Tidak berlebihan jika Mosi Integral disebut sebagai proklamasi kedua bagi bangsa Indonesia.

Peringatan Hari Pahlawan (10 November) bukan sekadar mengenang perjuangan rakyat Surabaya tahun 1945 melawan penjajahan fisik, tetapi juga momentum untuk menanamkan semangat menolak kezaliman di mana pun terjadi.

banner 1280x716

Artinya, Hari Pahlawan kini tidak hanya berfokus pada perjuangan fisik, tetapi juga perjuangan moral, intelektual, dan dakwah untuk menegakkan kebenaran serta kemanusiaan universal.

DDII terus menghidupkan nilai-nilai kepahlawanan melalui dakwah, pendidikan, dan pembinaan umat. Semangat yang diusung adalah keikhlasan dalam berbuat, keteguhan iman, serta perjuangan sosial demi membela kebenaran dan menegakkan keadilan.

Bagi DDII, perjuangan menegakkan kebenaran dan memberantas kedhaliman adalah bentuk nyata dari kepahlawanan Islam yang relevan di setiap zaman.

Dalam konteks global, sikap DDII sangat jelas: menolak penjajahan dan genosida di mana pun dan kapan pun terjadi, sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945.

Tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina dan Sudan adalah cermin dari krisis moral dan kepemimpinan dunia yang masih memiliki standar ganda.

DDII menilai bahwa sudah sewajarnya Indonesia — sebagai bangsa yang berakar pada nilai-nilai kemerdekaan dan kemanusiaan — menggalang dukungan bagi bangsa-bangsa tertindas hingga mereka mendapatkan kembali hak dasarnya sebagai manusia merdeka.

Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui doa, aksi kemanusiaan, dan diplomasi antarnegara, agar cita-cita perdamaian dan ketertiban dunia benar-benar terwujud.

Makna kepahlawanan kini bergeser menjadi menyalakan nurani kemanusiaan. Cukuplah menjadi manusia untuk memahami penderitaan sesama.

Bagi Dewan Dakwah, peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar ritual nasional, tetapi momentum untuk meneguhkan nilai kepahlawanan Islam universal — membela kebenaran, menolak kezaliman, dan memperjuangkan martabat manusia, baik di Indonesia, Palestina, Sudan, maupun di belahan dunia lainnya.

Dewan Dakwah menegaskan bahwa umat Islam Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyalakan api solidaritas global.

“Pahlawan sejati adalah mereka yang hatinya terpanggil oleh jeritan kemanusiaan, sekalipun itu jauh di seberang lautan.”

From the river to the sea, Palestine and Sudan will be free.

Penulis: Aliyah, 10 November 2025

banner 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *