TROBOS.CO | Lumajang – Kabar duka kembali menyelimuti Lumajang. Bu Nyai Musatri, istri almarhum KH Abdi Manaf, dikabarkan wafat pada Selasa (14/10/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.
Beliau dikenal sebagai sosok pendamping setia dan teladan dalam dakwah. Meski tidak banyak berbicara, Bu Nyai Musatri lebih memilih berdakwah melalui keteladanan dan kesederhanaan hidup.
Kabar wafatnya almarhumah dikonfirmasi melalui informasi keluarga dalem yang beredar selepas Subuh.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ibu Nyai Musatri (Bu Nyai Abdi Manaf) berpulang ke Rahmatullah, Selasa, 14 Oktober 2025 pukul 03.30,” demikian pesan duka yang tersebar di berbagai grup pesan masyarakat Lumajang.
Kabar tersebut juga disampaikan oleh cucu almarhumah yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Syifa, Ustadz Fathillah, Lc., M.A.
“Insya Allah, almarhumah akan disalatkan di Masjid Al Ikhlas Bagusari, Jogotrunan, pukul 10.00 WIB. Mohon doa untuk almarhumah, semoga Allah mengampuni dosanya, menerima amal salihnya, dan memberikan husnul khatimah,” ujar Ustadz Fathillah.
Ada ungkapan bijak, “Di balik pria hebat, ada wanita luar biasa.” Ungkapan ini sangat tepat menggambarkan sosok Bu Nyai Musatri.
Kebesaran nama KH Abdi Manaf, dengan segala kealiman, kedisiplinan, dan kharismanya, tidak lepas dari peran besar almarhumah yang setia mendampingi dan mendukung perjuangan dakwah suaminya.
Selama membersamai KH Abdi Manaf, beliau dikenal oleh tetangga dan masyarakat luas sebagai pribadi penyabar, halus budi, dan rendah hati.
“Beliau tidak banyak bicara, lebih suka memberi contoh nyata. Itu yang membuat masyarakat sangat menghormatinya,” ujar Bapak Untung Said, yang masih memiliki hubungan keluarga dekat dengan almarhumah.
Bu Nyai Musatri juga dikenal sangat menghargai dan mencintai suaminya, bahkan setelah KH Abdi Manaf wafat. Ikatan batin di antara keduanya begitu kuat.
Pernah suatu ketika, keluarga hendak memperlihatkan video ceramah almarhum suaminya di berbagai tempat. Namun dengan lembut, beliau menolak.
“Sampun, sampun… mboten usah. Mangke kulo mular,” tuturnya lirih — yang artinya, “Sudah, tidak usah… nanti saya menangis.”
Kini, Bu Nyai Musatri telah berpulang menyusul suaminya menuju alam keabadian. Doa pun mengalir dari para santri, keluarga, dan masyarakat.
Semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.
(Redaksi TROBOS.CO)







