TROBOS.CO – Lumajang | Suasana penuh khidmat menyelimuti rumah Ustadz Suharyo, Penasehat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lumajang, pada Ahad pagi (4/10). Di tempat inilah Kopdar bulanan Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) digelar dengan tema istimewa: “KMM Sowan Sesepuh Muhammadiyah.”
Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Ismail Hasan yang membacakan Surah An-Nisa ayat 9. Ayat tersebut menjadi pengingat agar umat Islam tidak meninggalkan generasi yang lemah, baik dari sisi iman maupun amalnya.
Dalam mukadimahnya, Ketua KMM Ustadz Achmad Fatkhillah menjelaskan bahwa kegiatan sowan sesepuh ini bertujuan untuk menyerap inspirasi dan nasihat langsung dari para pejuang dakwah persyarikatan.
“Ke depan, KMM akan bergantian sowan ke rumah para sesepuh, sekaligus mempererat silaturahmi dan semangat perjuangan,” ujarnya.
Ia juga mengumumkan program penting yang akan dilaksanakan pada Desember mendatang, yaitu Baitul Arqam KMM, sebagai langkah pembinaan lanjutan bagi para mubaligh.
Ketua Majelis Tabligh, Ustadz Lukman, turut memberikan sambutan yang menekankan pentingnya keluasan ilmu bagi seorang mubaligh.
“Mubaligh harus memiliki wawasan luas agar mampu menyampaikan dakwah dengan luwes dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pesannya.
Puncak acara menjadi semakin bermakna dengan nasihat dari tuan rumah, Ustadz Suharyo. Beliau mengisahkan sejarah berdirinya Muhammadiyah di Lumajang yang berawal dari kunjungan KH Ahmad Dahlan dan diteruskan oleh tiga tokoh utama: Pak Masdar Damang, KH Abdi Manaf, dan Pak Abdul Karim Tekung.
“Para tokoh itu bukan hanya juru dakwah, tapi juga problem solver umat, dari urusan masyarakat hingga rumah tangga,” tuturnya.
Lebih lanjut, beliau menyinggung kiprah KMM masa kini yang tidak hanya berfokus pada dakwah, tetapi juga kesejahteraan para mubaligh, termasuk program budidaya cacing sebagai solusi ekonomi kreatif.
“Bahan bakar utama seorang juru dakwah adalah keikhlasan,” pesan beliau menutup nasihatnya.
Dalam sesi diskusi, Ustadz Agus Salim menambahkan pandangan penting bahwa seorang mubaligh idealnya memiliki dua keterampilan utama:
-
Skill Turost – kemampuan memahami dan menjabarkan kitab-kitab klasik para ulama.
-
Skill Ansos (Analisa Sosial) – kemampuan membaca kebutuhan nyata masyarakat sebagai objek dakwah.
Ustadz Mukhlason turut menyoroti tantangan dakwah di lapangan, salah satunya melalui pendekatan kepada komunitas Bajingan Tobat.
“Komunitas ini perlu disinergikan dengan Lazismu agar kebutuhan dasar mereka, terutama di bidang ekonomi, bisa ditangani dengan baik,” jelasnya.
Pertemuan yang penuh kehangatan ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Syafii Dahlan, seraya memohon agar seluruh rangkaian kegiatan KMM senantiasa diberkahi dan mendapat ridha Allah SWT. (*)
Ahmad Fathillah / Trobos.co







