TROBOS.CO | Politik, dalam esensi terdalamnya, bukanlah sekadar perebutan kekuasaan. Politik adalah instrumen yang menentukan arah perjalanan bangsa. Di dalamnya terkandung tanggung jawab moral yang besar, sebab setiap keputusan politik akan memengaruhi kehidupan jutaan rakyat di negeri ini.
Namun dalam praktiknya, politik kerap terjebak pada dinamika pragmatis. Kekuasaan sering dipandang sebagai tujuan akhir, bukan sebagai sarana untuk menyejahterakan masyarakat. Fenomena politik uang, kampanye berbasis pencitraan, hingga praktik transaksional dalam pembuatan kebijakan masih menjadi potret nyata wajah politik kita hari ini.
Akibatnya, muncul jarak antara rakyat dan para elite. Politik dipersepsikan hanya sebagai permainan kekuasaan segelintir orang. Padahal, demokrasi yang kita anut menuntut keterlibatan aktif rakyat. Politik seharusnya menjadi ruang dialog, tempat gagasan besar diperdebatkan secara sehat, lalu dirumuskan menjadi kebijakan yang berpihak pada kepentingan bersama. Demokrasi akan kehilangan ruhnya jika hanya menjadi ritual elektoral lima tahunan tanpa substansi.
Generasi muda memegang peran penting dalam mengoreksi wajah politik tersebut. Partisipasi mereka tidak boleh sebatas menjadi pengamat atau pengkritik di media sosial. Mereka perlu hadir sebagai aktor politik yang membawa nilai-nilai baru: integritas, keberanian menolak korupsi, serta keberpihakan pada rakyat kecil. Kehadiran politik gagasan yang sehat akan memberi arah baru bagi demokrasi Indonesia.
Ke depan, bangsa ini membutuhkan partisipasi politik yang tidak hanya kuat secara elektoral, tetapi juga berlandaskan pada moralitas dan visi jangka panjang. Politik yang beradab harus menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya, bukan menjadikannya komoditas dalam transaksi kekuasaan.
Dengan demikian, membangun politik yang bermartabat bukan hanya tanggung jawab partai atau elite, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kualitas politik kita adalah cermin dari kualitas kesadaran kita sebagai bangsa. Jika kita menginginkan politik yang bersih dan visioner, maka setiap warga negara harus mengambil bagian dalam menjaga nilai kejujuran, sikap kritis, dan keberanian moral di ruang publik.
Oleh: Usman Arif







