dr. Aliyah Hidayati: ICMI Harus Fokus Kerja Nyata, Bukan Sibuk Bangun Citra

TROBOS.CO, LUMAJANG – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) memiliki tujuan besar untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat madani yang diridhai Allah SWT. Tujuan ini diwujudkan dengan meningkatkan mutu keimanan dan ketakwaan, memperdalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, serta memperkuat peran cendekiawan muslim di berbagai bidang kehidupan.

Menurut Ketua ICMI Orda Lumajang, dr. Aliyah Hidayati, Sp.THT.BKL, masa depan Indonesia—khususnya Lumajang—sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Meski ada kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Lumajang masih membutuhkan banyak peningkatan dalam produktivitas, daya saing, efisiensi, dan profesionalitas.

Untuk mencapai SDM unggul, kata dr. Aliyah, proses pembentukan harus dimulai sejak dini, bahkan sejak pemilihan pasangan orang tua. Pendidikan juga harus diarahkan agar menghasilkan individu yang profesional di bidangnya, sekaligus memegang teguh nilai-nilai Islam.

Pengurus ikatan cendekiawan muslim se-indonesia orda Lumajang saat dikukuhkan Senen 29 September 2025. (Trobos.co)

“SDM unggul adalah mereka yang mampu memadukan profesionalitas dengan nilai luhur Islam. Mereka tidak hanya saleh secara pribadi, tetapi juga saleh secara sosial,” ungkapnya.

Nilai-nilai tersebut, lanjutnya, akan melahirkan pribadi yang rahmatan lil alamin—memberi manfaat luas bagi kemanusiaan, mampu mengelola sumber daya dengan amanah, profesional, dan berkeadilan.

Lebih jauh, dr. Aliyah menegaskan bahwa seorang cendekiawan muslim tidak hanya dinilai dari kecerdasan akademik, melainkan juga dari amal saleh yang nyata. Proyek-proyek kebaikan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud kepedulian sosial sekaligus ibadah.

“Kalau amanah hilang, maka yang kita peroleh kelak hanyalah azab Allah SWT,” tegasnya.

Generasi masa depan harus disiapkan dengan fondasi agama, pendidikan, kesehatan, keterampilan hidup (life skills), serta kemandirian. Semua itu membutuhkan kerja kolektif (amal jama’i) agar lahir generasi emas yang siap bersaing secara lokal maupun global dengan tetap menjunjung tinggi nilai keadilan, toleransi, dan saling menghormati.

Namun, dr. Aliyah juga mengingatkan adanya ancaman serius berupa invasi pemikiran dan budaya yang merusak sendi bangsa. Karena itu, ICMI diharapkan hadir sebagai solusi dan rahmatan lil alamin.

Menurutnya, ICMI tidak boleh sibuk membangun citra semata, melainkan harus berfokus pada kerja nyata.

“Jangan hanya mengejar kepentingan jangka pendek atau orientasi materi. ICMI harus berpikir jauh ke depan agar melahirkan generasi yang kokoh iman, unggul, dan bermanfaat bagi kemanusiaan,” jelas dr. Aliyah.

Ia menegaskan, ICMI tidak boleh menjadi wadah eksklusif yang hanya berfokus pada tokoh atau kelompok tertentu. Sebaliknya, organisasi ini harus merangkul seluruh potensi cendekiawan muslim untuk kemajuan bangsa.

Mengutip tafsir Fath al-Qadir karya al-Syaukani dan tafsir al-Qurtubi, dr. Aliyah mengibaratkan ICMI sebagai miskat (QS An-Nur: 35) yakni tempat berkumpulnya cahaya.

“ICMI harus mampu menjadi penerang yang menjelaskan apa yang kabur dan tidak jelas. Semoga NKRI senantiasa menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” pungkasnya.

) Oleh: dr. Aliyah Hidayati, Sp.THT.BKL, Ketua ICMI Orda Lumajang. Disampaikan saat pengukuhan pengurus ICMI Orda Lumajang di Gedung PKK, 29 September 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *